Larantuka dan Paskah







Pantai Weri


Pantai Weri - sunrise bersama sahabat


Pantai Weri 


Pantai Weri - Indahnya alam Indonesia 


Pantai Weri - sejuk, segar, dan nikmat


Taman Doa Mater Dolorosa (gereja depan)


Gereja Katedral Reinha Losari Larantuka


Taman Doa Mater Dolorosa


Gereja Katedral Reinha Losari Larantuka


Taman Doa Mater Dolorosa (gereja depan)


Larantuka adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Flores Timur, NTT sekaligus sebagai ibukota dari Kabupaten Flores Timur. Asal muasal dari Larantuka dimulai dari sebuah kerajaan dimana kita menyebutnya sebagai Kerajaan Larantuka.

Kerajaan Larantuka adalah sebuah kerajaan yang berada di Nusa Nipa yang berarti Pulau Naga dalam bahasa lokal, sedangkan dalam bahasa PortugisCabo de Flores yang sekarang disebut sebagai Pulau Flores, dan dalam buku Nāgarakṛtāgama dikatakan sebagai Galiyao yang disebut sebagai penghasil kayu cendana. Wilayah kekuasaannya mencapai Adonara. dengan raja pertama bernama Lorenzo I.

Sebelum tahun 1600, pedagang Portugis meninggalkan Solor dan menetap di Larantuka. Para pedagang terlibat dalam konflik dengan Dominikan di Solor, karena mereka lebih tertarik dalam perdagangan daripada kristenisasi. Pada tahun 1613, Solor diduduki Belanda dan Dominikan pindah ke Larantuka juga. Kemudian Larantuka menjadi stasiun internal untuk perdagangan kayu cendana dari Timor dan menjadi pusat perdagangan Portugis di wilayah Indonesia bagian tenggara. Larantuka bahkan menjadi tempat pengungsian bagi desertir dari VOC.

Larantuka juga mempunyai sebuah legenda, dimana sang leluhur raja Larantuka disebut berasal dari perkawinan antara seorang tokoh pemersatu dari kerajaan Wehale Waiwiku dengan seorang tokoh wanita mistik berasal dari gunung Ile Mandiri.

Di samping semuanya, Larantuka sangat identik dengan perayaan Paskah. Masyarakat luas menyebutnya dengan perayaan Semana Santa.

Semana Santa berasal dari dua kata, Semana : pekan dan Santa : suci. Pekan suci ini dilakukan dalam ritual yang cukup panjang dimulai dari Rabu Abu, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu suci hingga Minggu Paskah. Pekan suci ini juga merupakan perayaan adat masyarakat setempat yang dilakukan oleh banyak suku, misalnya : Suku Kabelen, Lewai, Raja Ama Koten, Ama Kelen De Rosary, Maran, Sau Diaz, Lamuri, Lewerang, Kapitan Jentera, dsb.

1. Rabu Abu

merupakan prosesi dimana umat berkumpul di kapel dan beribadah mengenang pengkhianatan yang dilakukan oleh Yudas Iskariot terhadap Yesus Sang Raja, berakhir dengan penangkapan Sang Raja di Taman Getsemani. Pada pagi harinya, umat menyiapkan prosesi ibadah ini, akan tetapi di malam hari akan terdengar bunyi drum dan tarikan seng yang menunjukkan keributan sebagai simbol kegaduhan prajurit saat menangkap Yesus Sang Raja di Taman Getsemani.

2. Kamis Putih

prosesi yang berbanding terbalik dengan Rabu Abu. Banyak umat akan hening dan akan ada pemasangan pagar lilin (tikam turo) di sepanjang rute prosesi jalan Salib. 
Terdapat dua patung yang menjadi simbol / sosok penting yaitu Patung Tuan Ana dan Tuan Ma. Tuan Ana adalah Yesus Kristus, dan Tuan Ma adalah Bunda Maria. Patung Tuan ma akan dimandikan dan dibalut dengan mantel beludru hitam / ungu / biru sebagai simbol perkabungan. Selesai upacara Muda Tuan, umat dipersilakan untuk bersujud menyembah Yesus Sang Raja dan memohon berkat.

3. Jumat Agung

merupakan puncak dari Semana Santa. Prosesi ini dimulai dengan mengarak Patung Tuan Meninu (masa kanak-kanak Yesus) di dalam peti untuk diantar menuju pelabuhan. Perarakan dilakukan dengan kapal dan diiringi oleh ratusan perahu.

Perarakan besar di kota Larantuka merupakan proses jalan Salib untuk mengenang Yesus Sang Raja dari mulai disiksa hingga disalibkan di bukit Golgota. Di sini, patung Tuan Ana diarak melambangkan Yesus memikul salib. Didampingi oleh pengarakan patung Tuan Ma yang menggambarkan Bunda Maria yang berduka melihat putranya disiksa. Akan ada 8 titik perhentian agung dalam pengarakan ini, yakni : 
a. misericordia (Tuhan mengutus putra-Nya yang tunggal ke dalam dunia), 
b. Tuan Meninu (masa kanak-kanak Yesus)
c. Santo Philipus (masa hidup dan karya Tuhan Yesus di dunia)
d. Tuan Trewa (masa Yesus Kristus ditangkap dan diadili). 
e. Armida Mater Dolorosa (bersatu dengan Bunda Maria mengikuti Jalan Salib Yesus)
f. Benteng Daud (Yesus dijatuhi hukuman mati)
g. Kuce (Yesus wafat di kayu salib)
h. Tuan Ana (Yesus diturunkan dari salib)

setelah itu, proses akan berakhir di Gereja Katedral Reinha Losari Larantuka. Pada malam harinya, akan diakan Lamnetasi Jumat Agung dilanjutkan dengan Sesta Vera dari pukul 20:00-01:00. Sesta Vera merupakan proses arak-arakan mengelilingi kota Larantuka dalam keadaan diam, berduka, dan hening dengan seribu lilin yang dibawa oleh peziarah.

4. Sabtu Suci

pengarakan kembali patung ke kediaman masing-masing, kecuali patung Tuan Menino yang masih di laut dan berada di selat Gonzalu. Pada waktu malam hari akan diakan misa malam paskah di Katedral dan gereja-gereja yang ada.

5. Minggu Paskah

Misa untuk merayakan kebangkitan Yesus Kristus Sang Raja.


Identitas Larantuka dengan prosesi Paskah sangat berkaitan erat, dan sudah menjadi tradisi maupun simbol untuk mengenang Yesus Kristus. Tradisi ini telah dimulai sejak tahun 1510, dimana umat Katolik setempat menunjukkan kuatnya agama dan budaya setempat dalam mengenang Yesus Kristus Sang Raja Damai. Larantuka juga dikenal sebagai kota Reinha de Rosari, Kota Ratu, Kota Bunda Maria.


Larantuka selalu di hati kita semua.





HINK DIFFERENT, BE BOLD AND COURAGEOUS


Salam Sahabat...






Marvin Giantoro


Instagram photography accounts :
@marvingiam
@laphotographiemg
Facebook acc : Marvin Laphotographie






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Labuan Bajo selalu di Hati

Gili Lawa dan Seribu Keindahannya